Surat Terbuka untuk 2016
Dear 2016,
Saat ini, seluruh umat dunia sedang
menantikan kedatanganmu, menghitung detik demi detik menyambut kelahiranmu yang
baru (lagi). Mungkin saat ini Bule-bule amerika sedang berduyun-duyun menuju time
square yang tersohor, mas mas ganteng Paris sedang berdesak-desak mencari spot
paling yuhuii di sekitar Eifell atau seperti kebanyakan orang Medan yang berlomba-lomba
untuk sampai paling cepat ke food street alun-alun yang dari hari ke
hari semakin kehilangan jati dirinya, Lap.Merdeka. Biasanya landmark-landmark
utama itu akan selalu menjadi pilihan menarik untuk menyambutmu karena ya kapan
lagi pemerintah menyediakan hiburan gratis dengan suguhan dari artis-artis
tersohor Ibu Kota dengan kembang api meletup-letup indahnya di angkasa yang
konon lumayan menarik kocek cukup dalam bagi kas daerah.
Dengan semua orang dunia menyambutmu, tak
terkecuali aku. Ya walaupun kadang karena menantimu aku harus mendapat beberapa
nyinyiran-nyinyiran perhatian yang mengatakan
bahwa tak ada yang perlu disambut dari pergantian tahunmu karena ya…Ah.
Pasti kau sudah tau maksudku, karena menurut mereka, Islam punya penanggalan
sendiri yang halal dan sahih. Tapi tenang, kau jangan langsung tersinggung ya…
Mereka mungkin benar soal itu tapi toh aku tetap menantimu, karena ya biar
bagaimanapun, penanggalanmu lah yang
pada akhirnya akan selalu kugunakan.
Aku pribadi tak punya acara khusus untuk
menyambut kedatanganmu, bukan aku tak senang untuk hal itu, tapi aku hanya
terbiasa melakukannya dengan cara yang sederhana. Dengan mengingat-ingat satu
tahun yang sudah dilewati dan menumbuhkan harap-harap yang baru untuk tahun yang baru.
2015 adalah tahun yang cukup tidak mudah
untuk dilewati. Bagiku, mungkin yang terberat. Kesalahan dan kesadaran yang
terlambat Titik dimana saya jatuh dan hampir tidak punya daya untuk bangkit. Tapi
ternyata Tuhan tak pernah menguji
umatnya tanpa ada maksud dibaliknya. Tak pernah ada gelap tanpa ada terang di
ujungnya. Tak ada badai tanpa reda sesudahnya.
Tuhan punya rencananya sendiri, untuk memantaskan, untuk menguatkan.
Setidaknya itu yang aku yakini.
Hal lain yang patut disyukuri kemudian adalah
adanya orang-orang hebat yang ada disekitarku. Keluarga dan sahabat yang tak
pernah sedetikpun meninggalkan selain merangkul dan menguatkan. Yang menyakinkan
bahwa kesulitan tak menjadikan alasan untuk jatuh terpuruk.
2015 mungkin berlalu tak mudah, tapi aku
percaya tentang banyak hal-hal baik yang akan terjadi di tahun yang baru ini. Tentang doa
dan harapan-harapan yang semoga tak hanya akan menguap. Tentang menjadi pribadi
yang jauh lebih baik.
Tentang berdamai dengan diri sendiri.
2016, HAPPY NEW YEAR FELLAS !!
"Life may not
always give you the second chance so be grateful to God that you are alive to
see another year of happiness, wealth, prosperity and joy"
*source pic : here
0 komentar:
Posting Komentar