Skripsi dan Saya [ Bagian kesekian ]
Haluhaaa..
Saya datang lagi.
Hahahaa, setelah
sebulanan lebih tanpa postingan baru akhirnya saya punya kesempatan untuk menulis lagi. Sebulan ini bukan tak banyak
yang ingin saya ceritakan, tangan juga sudah sangat gatal ingin menjamah tuts
keyboard laptop dan isi kepala sudah tak sabar ingin ditumpahkan. Tapi
berhubung dengan segala macam bentuk kesibukan tak menentu yang seakan tak ada
ujungnya jadilah saya harus menunda sedikit lama untuk membuat postingan baru , walau saya tau betul para pembaca setia blog ini sudah sangat tidak
sabar untuk menunggu lagi.
BHAHAHAHAHAK sidebby nyari mati minta digampar massal.
gaes, maafkan
kesongongan saya yang menjijikan ini, kita masih berteman, bukan ?
Jadi cerita-cerita kali
ini adalah seputar ramadhan tahun ini yang Alhamdulillah menerima
berkah yang bertubi-tubi. Mulai dari pekerjaan yang membaik, puasa yang berjalan lancar,
mendapatkan teman-teman baru dikomunitas, menang kuis yang hadiahnya lumayan
saat malam takbiran, dan berkah terbesar yang saya rasakan selanjutnya adalah nilai
memuaskan hasil sidang meja hijau. Awalnya saya tak terlalu bersemangat saat
mengetahui jadwal sidang yang bertepatan dengan bulan ramadhan. Tanpa berpuasa
saja, saya sudah cukup stress menghadapi sidang ini, perasaan nervous yang datang dengan begitu
kejamnya. Iya saya katakan kejam karena mampu mengaduk-aduk isi perut setiap
kali saya melihat tumpukan materi skripsi atau mendengar kata sidang. Sedikit
waktu yang saya miliki untuk belajar dikarenakan separuh waktu setiap harinya
sudah habis dilalap jam kantor juga membuat saya makin stress menghadapi hari
h. Dan ketakutan-ketakutan lain mulai dari yang wajar sampai tidak masuk akal
seperti ketakutan akan adanya demo besar-besaran yang menyebabkan seluruh angkot sekota medan melakukan aksi mogok narik massal yang mengakibatkan saya tak bisa berangkat sidang
atau kemungkinan saya terkena amnesia saat bangun dan melupakan semua materi
yang sudah saya hafal dan tanamkan dengan khidmat di kepala terus menghantui
menjelang waktu sidang. Tapi, syukurnya berkat
dukungan orang-orang sekitar, saya mencoba untuk menghilangkan berbagai macam kekhawatiran
tidak penting yang kata Bunda sebenarnya saya ciptakan sendiri.
Hari nya tiba. Sejak
sahur saya sudah tak bisa tidur lagi. Mencoba mengulang-ulang kembali materi
yang sudah saya siapkan sebelumnya. Si Bunda juga tak mau kalah dengan mondar-mandir
karena ikutan nervous. Jadwal sidang saya jam 1 tapi sejak pukul 09.00 saya sudah
memutuskan untuk berangkat. Bukan apa-apa, ketakutan akan adanya demo cukup terotak dikepala saya. Lebih baik
saya memilih safety dengan berangkat lebih awal, bukan?. #HALAHBAHASASIDEBBY
Kalian pernah mencari
jarum dalam tumpukan jemari ? apa ? tidak pernah ? Sama !! Saya juga tak
pernah.
Lalu apa hubungannya
deb ? Entahlah saya juga tak mengerti, hanya karena itu sedang terlintas
dikepala saya
HAHAHA..
Tapi anyway, memang
pércis seperti mencari jarum dalam tumpukan jerami yang membutuhkan waktu
sangat lama, proses menunggu waktu sidang juga terasa begitu lamanya. Saya nyampe jam 10 dan harus menunggu 4 jam
lebih tanpa tidak tau harus mau ngapai. Main gadget pun tak lagi menyenangkan. Semua berubah menjadi serba salah.
Saya panas dingin,
perut melilit. #Percayalah #TapiBukanTandaAmbeyen
panas dingin, perut melilit #TapiBukanTandaAmbeyen |
“deb… coba kamu
ceritakan tentang karakter marsha and the beer. Bagaimana kamu menilai mereka
?”
*Kemudian hening……..*
Okay gais, lupakan
perkara marsha and the beer, setelah menunggu 3 orang teman lainnya, akhirnya
kami satu tim dipanggil masuk kembali untuk dibacakan hasil sidang kali ini.
JENG JENG JENG *DRUM
ROOL GENDANG DITABUH* #biarKeliatannyaMeriah
Pak ari sebagai ketua
penguji dengan suara cool yang semoga memang cool “Dengan ini setelah melihat
dan menimbang, maka hasil sidang saat ini….............................Semua
dinyatakan LULUS dengan nilai A..”
Woghhh..pengen langsung
jumpalitan tapi kok ya gak sopan akhirnya saya cuma bisa teriak
sekencang-kencangnya tapi dalem hati doang.. “A MAMENNNNNNNNN A A A A” yang
kemudian saya konvertkan menjadi senyum manis 3 jari.
Ekspresi lega, dan percayalah di foto ini kami sedang tidak memejam |
misiiiii.... numpang narsis yess.. ^^ |
It’s done. Akhirnya selesai dengan baik. Ini melegakan. Langsung melintas wajah (Alm) Papa dan Bunda tersenyum bahagia. Selain untuk saya, kelulusan ini saya hadiahkan untuk mereka yang sudah luar biasa.
dan sekarang sudah bolehkah saya menulis nama dengan Debby Nadia Putri, SE ?
hehehe *nyengir*
Tinggal satu tahap lagi sebelum saya benar-benar meninggalkan kampus ini. WISUDA. Acara yang sejak setahun lalu sudah diangan-angankan oleh bunda saat cerita-cerita ngalor ngidul sebelum tidur. Tentang bagaimana penasarannya beliau mengenai rupa wajah saya saat wisuda nanti dan pakaian model apa yang akan ia pilih untuk kenakan.
Sama seperti Bunda. Saya juga penasaran dengan segala prosesi nanti. Saya juga sudah tak sabar mengenakan toga. Tapi alih-alih tak sabar mengenakan toga,
saya justru lebih
penasaran melihat ekspresi pendamping wisuda saya kelak.
Kamu,
sudah siap untuk berdiri gagah menemani? Pastikan untuk tak menjadi lebih
gugup dari saya.
*kedipkedipManja*
#ETJIEGituh
0 komentar:
Posting Komentar