Bertandang ke Inggris, Menggapai Mimpi
Kenapa
saya harus pergi ke Inggris ?
Karena
saya perlu mengkonfirmasi bahwa mimpi sebesar dan setidakmungkin apapun itu
bisa di gapai jika diperjuangkan.
-------------------------------------------------------------------------------------------------------
And
the next question is ….mengkonfirmasi bahwa yang namanya
mimpi itu bisa digapai ngapai mesti jauh-jauh ke Inggris ?
Yap.. it’s a
big question because it’s a big dream.
-------------------------------------------------------------------------------------------------------
“kamu gak salah mau ke Inggris, hahahaa ?”
“deb, kalo mimpi itu jangan ketinggian,kalau gak
kesampaian bakal sakit.”
“APA, KE INGGRIS,EMANG KAMU BISA ?”
“Kemana, Inggris ? Huahahaa “ *diketawain sinis*
Jadi
kalimat-kalimat diatas adalah sebagian dari komentar sinis nan pedas dari
beberapa orang teman sewaktu saya menceritakan tentang keinginan saya mengikuti
kontes “Ngemil Eksis Pergi Ke Inggris” yang diadakan oleh MisterPotato. Jujur,
saya tak marah pun kecewa mendengar berbagai komentar tak mendukung dari mereka.
Saya percaya mereka yang merupakan teman baik saya hanya memiliki niat mulia
untuk mengingatkan saya agar tak bermimpi terlalu tinggi, agar saya tak perlu
merasa kecewa jika semuanya tak berjalan percis seperti yang saya mau.
Tapi masalahnya saya sudah terlanjur punya mimpi ini
sejak lama, dan saya ingin memperjuangkannya. A dream about visit England.
Inggris, tanah yang sangat jauh keberadaanya ini,
beratus-ratus mil dan membutuhkan 14 jam penerbangan untuk bisa memijaknya
adalah satu dari beberapa mimpi besar yang ingin saya wujudkan.
Bukan tanpa sebab saya memasukkan tanah Inggris
sebagai destinasi impian saya, semua bermula dari tahun 1997, saat itu saya
masih berusia 4 tahun tapi saya masih dapat mengingat cukup jelas saat bunda
tiba-tiba segugukan menangis di depan tv saat berita kematian Lady Diana.
Disitulah saya mulai mengagumi seorang wanita yang tinggal nun jauh entah
dimana yang memiliki kecantikan dan keanggunan istimewa dan dicintai oleh
banyak orang hingga kematiannya. Ya dicintai begitu hebat hingga mampu membuat
bunda menangis mendengar berita kematiannya.
Semakin saya tumbuh akhirnya saya mulai mengenal
Inggris sebagai tempat berasal Lady Diana. Saya mulai penasaran dengan tempat
ini. Saya pun mencari tau di berbagai buku pengetahuan umum, ensiklopedia, atau
bacaan apapun itu diperpustakaan sekolah yang dapat memuaskan rasa penasaran
saya tentang tanah bernama Inggris ini dan hingga akhirnya saya menemukan
gambar dari tempat tinggal Lady Diana dan anggota kerajaan Inggris yang disebut
dengan Buckingham Palace dan saya mengakui, saat itu juga saya sudah jatuh
cinta dengan Inggris.
Tapi, jatuh cinta saya tak berhenti di situ…
Beberapa kali dulu Almarhum papa saya pernah
menceritakan yang ( katanya) adalah sebuah lelucon hidup. Tentang dia yang
pernah berani mempunyai mimpi besar semasa muda. Katanya mimpi yang dulu tak
pernah berani ia bicarakan dengan siapapun termasuk dengan keluarganya. Mimpi
yang untuk memikirkannya saja sudah membuat hatinya bergetar. Yaitu mimpi
melanjutkan studi ke University Of Cambridge.. Sesalnya ia tak pernah
benar-benar memperjuangkan mimpinya, bahkan jika ia harus gagal lagi dan lagi
setidaknya ia mencoba daripada tidak samasekali dan menjadikan mimpi hanya
sekedar lelucon hidup.
“Kalau mba punya mimpi,you have to fight for that. Harus. Lebih baik jatuh berulang kali dan
tetap gagal daripada hanya diam dan tidak melakukan apa-apa, mba harus bisa
lebih baik dari Papa. Harus” Ini pesan papa yang selalu diucapkannya kala kami
membicarakan tentang masa depan dan mimpi.
Saya pun jatuh cinta dengan University Of Cambridge,
bukan, bukan karena saya ingin melanjutkan studi disana. Tapi karena saya ikut
jatuh cinta dengan mimpi yang pernah dirangkai papa saya. Mimpi yang tak sempat
ia perjuangkan pun apalagi dijamah.
Selanjutnya yang membuat saya semakin mencintai Inggris
adalah Sherlock Holmes, tokoh detektif fiksi rekaan Sir Arthur Conan Doyle ini
berhasil membuat saya ikut dalam imanjinasi Sir Arthur Conan Doyle dalam penyusuran-penyusuran
aksi kejahatan, ketika Sherlock dan Watson menghabiskan waktu mereka di Baker Street
221B , menyusuri jalanan London saat mencari teka-teki sebuah peristiwa, atau
saat mereka akhirnya berhasil memecahkan sebuah kasus. Semuanya terasa sangat nyata
yang membuat saya ingin menjejakkan kaki mengikuti penyusuran-penyusaran
berbahaya mereka.
Bisa ke Inggris adalah salah satu mimpi besar saya
dan saya yakin juga menjadi mimpi besar bagi banyak orang lainnya. Menikmati
musim gugur di Inggris, mengunjungi 7 ikon Inggris dan bertandang ke 7 stadion
bola legendaris sudah menjadi tambahan doa saya kala melakukan Tahajud di
tengah malam. Yap. Mimpi ini saya sedang memperjuangkannya bahkan sekalipun
semua orang meragukannya.
Jadi,
Kenapa saya harus pergi ke Inggris ?
Karena
saya perlu mengkonfirmasi bahwa mimpi sebesar dan setidakmungkin apapun itu
bisa di gapai jika diperjuangkan.
Bahkan jikapun perjuangan ini gagal, setidaknya saya
sudah mencobanya, bukan ?
*Selfie with Mr. Potato Waavy and Mr. Potato Veetos at office break
NB: Tulisan blog ini diikutsertakan dalam kontes "Ngemil Eksis Pergi ke Inggris", yang diadakan oleh @MisterPotato_ID , untuk info lebih lanjut bisa di cek disini
0 komentar:
Posting Komentar