Pagi ini, banyak yang memarahi saya, beberapa
mengatakan bahwa personal message yang saya buat sudah berlebihan, tidak sopan,
dan sangat tidak mencerminkan lemah lembutnya seorang wanita.
“Pilkada lewat DPRD ? Tai,”
Itu adalah ekspresi kecewa yang akhirnya tak bisa
saya tahan. Setelah menunggu hingga pukul 2 pagi dengan melihat sidang
paripurna yang lebih layak disebut taman bermain anak TK ketimbang sidang
terhormat, saya harus berbesar hati menelan kekecewaan dengan hasil sidang.
Tak hanya saya, di lini masa pun tak kalah
gempitanya menyanyangkan hasil sidang yang menunjukkan kemunduran demokrasi di
Negara kita tercinta ini. Indonesia seperti tak punya harapan lagi untuk politik
dan pemerintahannya. Semua pihak hanya ingin menyelamatkan perutnya sendiri,
mengamankan kekuasaan.
Saya berduka, tepatnya kita, Indonesia sedang
mengalami kedukaan nan menyedihkan. Hasil sidang paripurna pengesahan RUU
pemilihan kepala daerah semalam menghasilkan keputusan Pilkada yang akan
dilakukan lewat DPRD. Yak. Kebebasan kita untuk bisa memilih langsung kepala
daerah akhirnya juga diambil,dirampas. HAHAHA Bahasa saya ye. Tapi gini, wajar
gak sih kalau saya bilang keputusan tersebut mengecewakan ? Sebagai orang yang
baru mendapatkan hak pilih, saya merasa kesempatan untuk bisa berkontribusi
sedikit bagi kemajuan negara lewat lahirnya pemimpin-pemimpin baru kini sudah
tak ada lagi. Jujur demi tampannya seorang Omar Bolkan Al Gala, saya memang
sama sekali tak yakin dengan kepala daerah pilihan DPRD nanti. Saya hanya tak
mampu membayangkan hak pilih saya harus dititipkan pada para pejabat DPRD
dengan mengingat banyaknya kasus korupsi terjadi di instansi ini. Ini semacam,
kita telah memberikan kesempatan seluas-luasnya untuk mereka semakin melebarkan
sayap dapat memupuk kekayaan segunung dengan korupsi. Ini percis kita
menyediakan "lahan basah" dan gratis untuk mereka yang bisa digarap
kapanpun mereka mau. Mungkin sekarang, para pejabat yang telah (merasa) menang
dengan hasil keputusan sidang semalam sedang duduk menikmati makan siang di
sebuah resto hotel berbintang sambil menawarkan penawaran menarik ke
koleganya.. "cuy..gue punya tawaran menarik nih, elu kalau mau jadi kepala
daerah bilang ke gue, selama harga cocok semua bisa diatur. Beda daerah beda
harga. Kalau harga pas, nanti gue atur ke temen-temen kita di DPRD buat bikin
lu menang. Siap-siap duit yang penting, yang lain cincai lah. Gue yang
beresin". Seperti inilah yang mungkin akan terjadi nanti. Ironis.
Menyedihkan.
Selain hasil sidang yang mengecewakan ini, saya
justru lebih kecewa dengan sikap Pak SBY dengan demokratnya. Di akhir masa
jabatan mbo ya meninggalkan kesan yang baik gitu, Pak, sedikit pro rakyat ini
kok ya malah merampas hak rakyat dan lari dari tanggung jawab dengan memilih walk out dari sidang dengan alasan tak
masuk akal. Sungguh, Bapak dan 124 kader demokrat, kalian telah merendahkan
rakyat sampai ke titik terbawah. Saya tak punya harapan lagi untuk seorang
anda.
Satu-satunya harapan saat ini adalah Judicial
review ke Mahkamah Konstitusi yang akan dilakukan para walikota bupati yang
menentang pilkada lewat DPRD. Semoga Tuhan mengiringi, ada keajaiban terjadi.
Sungguh. Saya sudah terlalu engap dengan drama politik
Indonesia yang seakan tak ada habisnya ini.
Indonesia ku sayang… Indonesia ku malang.
beritajowo.com merupakan situs berita online yang berisi mengenai berita terbaru hari ini dari peristiwa, kecelakaan, kriminal, hukum, berita unik, Politik, dan liputan khusus di Indonesia dan Internasional.
BalasHapusberitajowo.com Saluran Informasi Akurat Terkini Terpercaya, Berita Politik, Ekonomi, Bisnis, Pendidikan, Olahraga, Jateng, Jabar, Jatim dan Berita DIY.