Sepotong Cerita Perihal Kamu



Ini bukan surat cinta.
Hanya sedikit pengakuan.

Aku masih ingat bagaimana kali pertama semesta mempertemukan kita, bukan dengan saling bertabrakan tak sengaja lalu kemudian jatuh cinta pada pandangan pertama, atau dengan adegan dramatis dimana aku tiba-tiba saja kecopetan dan kau menjadi pahlawan (tidak) kesiangannya. Bukan.. Pertemuan pertama kita tidak seaduhai adegan-adegan di film manis nan romantis besutan Hollywood pun Bollywood seperti itu. Pertemuan pertama kita terjadi begitu saja saat aku yang sedang berdiri ditengah kerumunan teman-teman wanita dan mataku yang langsung tertuju padamu ketika teman-temanmu sedang ramai riuh menggoda kami para wanita dan kau bersikap seolah tak ada apapun yang terjadi di depan matamu. Kau bersikap acuh tak acuh. Acuh yang kemudian mengganguku, mengusik pikiranku. Entah kau menyadari atau tidak, setidaknya itu pertemuan pertama kita menurut ku.

Hingga berapa waktu kemudian, aku tak pernah lagi mengingatmu pun mendengar namamu sampai suatu ketika kau menghubungi ku dengan tidak sengaja (setidaknya itu katamu)  menanyakan siapa aku lalu menyudahi pembicaraan. Sudah. Begitu saja

Sejak itu tak ada hal-hal yang berhubungan dengan mu sampai sau tahun setelahnya.

Tiba-tiba kau hadir lagi dengan cara yang sama sekali tidak pernah aku duga sebelumnya, dengan cara yang menggelitik  naluri dan instiusiku secara bersamaan. Yap. You did it, Dengan semua permintaan tak biasa yang kau minta aku untuk melakukannya, aku mencoba mengikuti permainan macam apa yang sedang kau mainkan. And then, we know who’s the winner. You won and got my attention. Dan ya…since that moment, I curious about you so damn hard.

Aku penasaran begitu besar hingga aku menyadari, penasaran ini lebih dari sekedar rasa ingin tahu tentang suatu hal. Pikiran ku mulai dipenuhi oleh mu dan segala sesuatu tentang mu mendadak jadi penting.

Kemudian, aku sadar, aku tengah jatuh cinta saat menyadari bahwa, pesan singkat darimu bukan sekedar pesan yang hanya akan aku lihat sekelabat lalu akan aku balas hanya saat suasana hatiku sedang baik, atau panggilan telepon yang akan hanya aku terima saat hanya aku sedang butuh teman untuk mengobrol.

Pesan singkat darimu akan menjadi prioritas paling pertama yang akan aku balas dan panggilan telepon darimu selalu menjadi sambaran paling cepat untuk bisa aku angkat.
Percayalah, aku serius tentang hal ini

My Gorjezz,
Begitu aku memanggilmu, diambil dari kata “gorgeous” yang berarti keren dan indah, dicintaimu olehmu aku merasa seindah itu.
Terimakasih untuk cinta luar biasa yang kerap kau berikan padaku. Aku merasa penuh.
Tetap begini, tetap menjadi kamu yang sekarang yang selalu mampu membuat aku terkagum-kagum dengan semua sudut pandang dan cara berfikirmu yang tak terduga tentang banyak hal, tetap menjadi keras kepala seperti sekarang saat kau memiliki sesuatu untuk diraih.

My beloved gorjezz,
Cukup untuk hukuman yang kau berikan padaku satu minggu belakangan ini. Caramu menghukumku adalah selemah-lemahnya aku tak mampu bertahan. Aku lebih memilih kamu yang memarahiku dengan jutaan kalimat pedas tapi tolong jangan diamkan aku seperti kali ini,

Aku menyadari semengecewakan apa aku sampai kau memutuskan untuk rehat sejenak dan memilih untuk tak berkomunikasi denganku. Mungkin aku terlalu melukai hatimu sampai-sampai kau lebih memilih diam.
Sayang, maafkan aku yang tak pintar menjaga hatimu, mengindahkan pintamu.. Tapi yakinlah bahwa yang tak ku lakukan itu bukan karna kurangnya aku mencintaimu tapi karna ada hal lebih besar yang mesti aku jaga.
My beloved one,
Aku mencintaimu dengan terlalu, ,jatuh cinta denganmu seperti doping bagi seorang pecandu, aku membutuhkannya untuk bertahan.
Meski aku tak tau akan bermuara kemana cerita kita. Tapi kemanapun itu, aku bahagia bahwa kau lah yang ada padaku detik ini.

Sekarang

Tetaplah begini, tetap menjadi kamu yang sekarang karena sejak dulu aku sudah jatuh hati padamu dengan apa adanya kamu, bukan ada apanya kamu.
Karena aku suka dengan caramu mencintaiku, caramu menjagaku dari jauh.


NB: aku tak bisa menulis terlalu banyak lagi. Fikiran ku terlalu penuh dengan rindu mendengar suara mu lagi.  Maafkan aku, jatuh cinta ternyata mampu megobrak abrik isi kepala juga. Aku tak lagi pandai memilin kata.


Tertanda-
Yang bercita-cita menjadi wanitamu



When I spell your name at Lon_ga Beach, Aceh
 
Look at my face !!

























and  yes, I love you

CONVERSATION

0 komentar:

Posting Komentar

Back
to top