Namanya Isabella
Sudah 2 jam dia
duduk di salah satu sofa gerai kopi, biasanya dia tak pernah sudi menunggu. Tapi
yang ini berbeda, kali ini dia memilih bertahan. Yang ia tau, jika tak hari ini,mungkin ia tak
akan punya lagi kesempatan untuk bertemu dengan lelakinya. Mengusir bosan, dia menghabiskan
waktu dengan membaca, memilin-milin rambut, mengetuk-ngetuk meja ,memainkan
gadget dan mengetuk-ngetuk meja lagi.
Namanya Isabella
Wajahnya berubah
sumringah. Lelakinya akhirnya datang. Memeluknya dengan hangat. Wajahnya
semakin sumringah dan muka tirusnya bersemu merah ketika lelakinya mencium
mesra keningnya. Yang ia tau tak ada hari yang lebih baik dari ini.
Namanya Isabella
Dia bercerita
berbagai hal dengan mata berbinar-binar. Mendengar apa yang diceritakan
laki-lakinya dengan begitu seksama. Baginya saat ini adalah saatnya mereka.
Elemen lainnya tak lagi penting.
Namanya Isabella
Hatinya sedang
bahagia, perasaanya membuncah. Lelakinya berujar bahwa dialah satu-satunya yang
dicintai. Bahwa Isabella adalah rumah yang selama ini dicarinya.
Namanya Isabella
Dia bahagia, yang
ia tau cintanya tak bertepuk sebelah tangan. Tapi dia tau cinta yang ini tidak
untuk dimiliki. Laki-laki ini, yang ia cintai dan mengatakan mencintainya punya wanitanya sendiri. Persetan dengan saling memiliki. Cintanya tak
sedangkal itu. Yang ia tau cinta yang ini memiliki dengan caranya sendiri.
Namanya Isabella
Dia bahagia, jatuh cinta. Jatuh cinta dalam diam.
0 komentar:
Posting Komentar